Senin, 30 Juni 2008

Sedikit .....

Mohon Maaf yang sebesar besarnya untuk saat ini saya belom sempat meng update isi dari blog ini di karenakan kesibukan saya yang sepertinya terus menumpuk. tapi ini hanya bersifat sementara. dan semoga dalam waktu cepat saya bisa meng Up date isi dari blog saya. Terima kasih. Xie Xie

Selasa, 24 Juni 2008

Usaha Komunis untuk melenyapkan agama agama di China pada jaman dulu.

Hal ini terjadi pada saat China melaksanakan revolusi kebudayaan pada tahun 1960-an, usaha yang dilakukan oleh pihak komunis untuk menghapus dan merusak akidah umat Islam di sana tidak pernah berhasil.

Usaha tersebut antara lain ialah dengan memaksa umat Islam makan tengah hari pada saat bulan puasa. Makanan yang di sediakan secara gratis dan siapa saja yang tidak memakannya akan di tangkap dan kemudian dipenjarakan.

Ketika agama agama lain hampir terhapus di China sewaktu pihak komunis melaksanakan revolusi kebudayaan tahun 1960, Islam masi tetap bertahan. Masjid Masjid tetap berfungsi sebagai tempat untuk umat Islam beribadah dan menjalankan aktivitas keagamaan serta kemasyarakatan.

Buktinya, dapat kita lihat di China, Umat Islam masih mempertahankan nilai dari ajaran agama mereka walaupun hidup di bawah tekanan dynasty dan kerajaan yang bukan Islam.

Mereka bangga menjadi orang Islam dan terus bertahan dengan identitas mereka sebagai muslim dengan memakai kopiah dan jubah. Mereka juga menggunakan nama-nama seperti Sulaiman Ding yang sebenarnya merupakan singkatan dari sallehudin. Ma Ho merupakan singkatan dari Muhammad Ho. Terdapat lebih dari setengah wilayah Islam di China yang menggunakan bahasa Arab sebagai bahasa utama.

Antropology Muslim China

Wilayah wilayah China yang berada di sepanjang jalur sutra ini mendapat pengaruh Arab dan Parsi seperti yang dapat dilihat pada kebudayaan masyarakat di sana. Wilayah wilayah tersebut, yaitu Xinjiang, Qinghai, Gansu, dan Ninxia. Para penduduk di wilayah wilayah ini terdiri atas berbagai suku etnis, Hui, Uygur, Kazak, Dongxiang, Kirhiz, Salar, Tadjik, Uzbek Baoan, dan Tartar. Setiap suku etnis ini mempunyai kebudayaan yang berbeda, Namun, mereka diikat oleh satu agama yang sama, Yaitu Islam.

Bila dilihat dari wajah wajah suku etnis tersebut maka akan didapati kemiripan dengan wajah wajah orang Arab, Parsi, Turki, Uzbekistan, Afghanistan, dan ada pula yang mirip orang Pakistan. Wajah wajah mereka ini menunjukan bahwa mereka mempunyai darah campuran dengan masyarakat yang tinggal di Timur tengah yang memiliki muka putih kemerahan dan hidung yang mancung, Ada yang tidak bermata sipit dan banyak pula yang tidak terlihat langsung seperti orang China. Hal ini menguatkan keyakinan para eneliti bahwa selain dari jalur dakwah dan perdagangan, cara Islam berkembang ke China ialah melalui pernikahan yang terjadi antara umat Islam dengan penduduk setempat.

Hal ini juga telah dilakukan oleh Nabi di dalam usaha mewujudkan silaturahim sesama umat Islam. Pernikahan campuran dilakukan oleh Islam dan merupakan suatu jalur dakwah yang baik bila dapat dilaksanakan dengan cara dan niat yang benar.

Pernikahan di antara bangsa itu telah membantu mempercepat perkembangan dan penerimaan Islam di kalangan masyarakat China. Pernikahan campuran tidak hanya menambah umat Nabi Muhammad Saw. di seluruh dunia tetapi juga melahirkan manusia yang berkualitas yang akan mewarisi perjuagan umat Islam Sebelumnya.

Sayangnya, Islam di China dikenal sebagai agama Hui, Sementara orang Hui merupakan salah satu suku ethnis Islam yang terdapat di China. Usaha untuk membetulkan pandangan orang China terhadap agama Islam sedang giat dilaksanakan.

Islam bukan agama golongan ethnis dan bangsa tertentu. Islam adalah agama universal dan sifat sifat keuniversalannya telah membuat Islam tersebar ke segala penjuru dunia.

Suku ethnis Hui adalah komunitas Islam terbesar di China diikuti oleh Uygur dan Kazak. Masing masing memiliki identitas tersendiri dan merupakan masyarakat komunitas Islam terbesar, Khususnya di barat laut Negara China.

Perjalanan Islam ke China

Agama Islam telah sampai di China lebih dari 1400 tahun yang lampau. Ada beberapa teori mengenai kedatangan Islam di china. Teori pertama mengatakan kedatangan Islam dibawa oleh para sahabat yang di utus Nabi Muhammad Saw. Untuk berdakwah di China

Jarak antara Mekkah dan China sangat jauh. Pada saat itu, hanya ada dua jalur untuk sampai ke China, yaitu melalui jalur darat dan melalui jalur laut. Kedua jalur itu mempunyai resiko masing masing. Para sahabat telah menggunakan jalur darat dan mereka berdakwah di sepanjang perjalanannya tersebut. Di setiap tempat yang mereka singgahi, disitulah muncul pusat pusat penempatan umat Islam. Oleh karena itu, pengaruh Islam lebih berkembang dengan cepat di sebelah barat Negara china dibandingkan dengan sebelah timur. Bahkan makam para sahabat tersebut masih dapat ditemui di kawasan barat Negara China.

Jalur yang mereka gunakan itu kini dikenal sebagai jalur sutra. Jalur sutra pernah digunakan oleh Marco Polo dalam pengembaraannya ke negeri China sewaktu pemerintahan Kubilai Khan, jalur ini menjadi penghubung utama antara China dengan Arab dan Parsi.

Satu lagi jalur Islam sampai ke China Ialah melalui jalur lada, Jalur ini di gunakan para saudagar Arab yang melakukan perdagangan dan perniagaan melalui laut. Para pedagang ini menjual barang dagangannya di pelabuhan pelabuhan yang terletak di selatan China, terutama di Bandar canton, salah satu bukti ke datangan para pedagang Arab dan Islam di tempat tersebut ialah bentuk masjid masjid lama di Guang Zhou. Begitu juga dengan bukti dengan bukti bukti peninggalan sejarah dan perkuburan dengan ukiran ukiran tulisan arab yang dapat di temui di sana. Jalur ini telah digunakan oleh Laksamana Cheng Ho untuk melancarkan ekspedisinya ke Negara Lain.

Islam dan Dinasti Ming

Umat Islam juga telah membantu perkembangan Dinasti Ming pada tahun 1368. Sebagai balasan terhadap bantuan dan sumbangan umat Islam, Maharaja Dinasti Ming membangun beberapa Masjid. Bahkan, disebutkan bahwa Maharaja Ming telah menulis wasiat yang berisi seratus perkataan yang digunakan untuk memuji Nabi Muhammad Saw. Dan di sebarkan secara meluas kepada masyarakat Islam di China, Di bawah pemerintahan Ming Islam berkembang dengan pesat. Para duta besar dan pembesar dinasti Ming telah diutus untuk menjalin hubungan diplomatik dengan Negara Negara lain yang terletak di Asia Tenggara dan Arab.

Salah satu utusan Dinasti Ming yang paling terkenal adalah Laksamana Cheng Ho. Beliau di kenal juga dengan nama Zhen He, dan nama Islamnya yang digunakan ialah Ma Sanbao. Ia dan Ayahnya beragama Islam serta telah menunaikan ibadah Haji. Laksamana Cheng Ho sendiri sudah beberapa kali melakukan ekspedisi ke dunia Arab dn serta melaksanakan Haji di Mekkah, serta membawa pulang Gambar Ka`bah..

Islam dan Dinasti Yuan

Sewaktu bangsa Mongol memerintah Negara China, kerajaannya dikenal dengan Nama Dinasti Yuan. Kerajaan itu telah mengamalkan dasar pemerintahan yang memihak kepada umat Islam.

Selain diberikan kebebasan untuk berdagang, beberapa pemimpin Islam juga diangkat dalam jabatan yang penting dalam kerajaan. Pada 1244, Kubilai Khan telah mengangkat Abdul Rahman Sebagai ketua keuangan Dinastinya, Syeh Ajall dan Umar Shamsuddin, keduanya berasal Bukhara, diangkat pula sebagai ketua keuangan dan Gubernur Yunnan pada tahun 1259. Syeh Ajjal telah diberi gelar sebagai “ Sai Tien Che “

Pengangkatan itu menunjukan bahwa umat Islam memegang kedudukan sosial politik yang tinggi dan mendapat sambutan yang istimewa dari kerajaan. Hal ini juga ada hubungannya dengan pihak Mongol terhadap Negara Negara Islam di Timur tengah. Setelah berhasil menaklukan Baghdad 1253, pihak pemerintahan Mongol telah mengundang tentara Islam dan keturunan Arab dan Parsi Untuk membangun Dinastinya di China . Tentara itu telah menetap di China dan melakukan pernikahan dengan Masyarakat setempat. Salah satu tentara Islam yang terkenal yaitu Chi Zanshi al-Din telah di angkat sebagai panglima perang di Yunnan.

Asal Muasal Islam di China

Agama Islam di Percaya telah sampai ke China sejak lebih dari 1400 tahun yang lalu. Nabi Muhammad Saw., sebelum memulai penhijrahan dari Mekkah ke Madinah telah lebih dulu mengatar beberapa orang sahabatnya pergi berdakwah ke cina. Diantaranya adalah Saad bin Abdul Qais, Qais bin Abu Hudhafah, Urwah bin Uththan, dan Abu Qais bin Al-Harits. Misi dakwah yang dilaksanakan mereka berhasil melahirkan lebih 136 juta umat Islam yang ada di China hari ini. Jumlah ini jauh lebih besar dari angka yang di berikan oleh pihak kerajaan China. Menurut data 1990, jumlah umat Islam di China hanya sekitar 17 juta orang saja. Bagaimanapun, pendataan ini menimbulkan banyak keraguan karena umat Islam membentuk penduduk mayoritas di sebagian besar wilayah China, seperti Xinjiang, Gansu, Hubel, Qinghai dan Yunan.

Walaupun tidak ada catatan yang tepat mengenai tahun kedatangan Islam di China, Catatan dari Dinasti Tang telah menjelaskan bahwa telah terjalin hubungan diplomatic antara pemerintahan China dengan pemerintahan Khulafa` Ar-Rasyidin, yaitu Sayidina Ustsman bin Affan. Catatan itu menyebutkan, pada awal pemerintahan dinasti Tang telah sampai orang asing ke China dari Madinah, Annam, dan Kamboja. Tiga orang asing yang berasal dari Madinah telah menyembah langit tanpa tugu dan patung di dalam Masjid. Mereka juga tidak memakan daging babi, tidak meminum arak, dan menyembelih hewan sebelum memakannya. Mereka kemudian menetap di Canton dan mendirikan tempat yang menarik. Mereka berniaga dan amat patuh pada pimpinan yang mereka pilih. Orang asing yang di ialah pedagang Arab yang telah membentuk suau komunitas yang cukup penting di Canton.

Pada pemerintahan dinasti Tang, telah terjadi pemberontakan. Pemberontakan An Xi yang terjadi tahun 755 Masehi menyebabkan kerajaan China berada dalam keadaan kacau. Para pemberontak telah menguasai beberapa kota besar dan wilayah. Hal itu memaksa pemerintahan dinasti Tang, tang Zuan Zong, melarikan diri ke wilayah Sincuan.

Pemberontakan itu itu telah menimbulkan kesadaran kepada dinasti Tang berikutnya, betapa pentingnya untuk menjalin hubungan dengan kerajaan Islam. Melalui hubungan yang terjalin itu, kerajaan Islam yang berpusat di Arab telah membantu dinasti Tang menghapuskan pemberontakan dan memulihkan keamanan di China.

Untuk menghargai jasa dan bantuan yang di berikan, kerajaan dinasti Tang mengijinkan tentara tentara Islam tinggal di daerah Fang.

Di bawah Era pemerintahan dinasti Tang, Islam berkembang pesat di China. Setelah pemberontakan An Xi berhasil di tumpaskan, Cina berada dalam keadaan yang damai, dan menyebabkan Negara itu menjadi pusat perdagaan dan kegiatan ekonomi.

Hubungan baik di antara pihak pemerintahan dengan umat Islam di teruskan oleh kerajaan dinasti Song yang menggantikan dinasti Tang. Bahkan, hubungan dengan kerajaan di Arab terus di kokohkan dengan datangnya para pedagang Arab dan Parsi yang membanjiri kota kota besar. Para pedagang dan saudagar Arab telah menggunakan tempat yang di berikan untuk mendirikan Masjid di Guang Zhou, sebuah wilayah yang terletak di selatan China.

Salah satu Masjid tertua yang masih ada dan di gunakan sebagai tempat untuk beribadah ialah Masjid Nujie. Masjid ini dibangun tahun 996 Masehi sewaktu China berada dibawah pemerintahan dinasti Song. Masjid itu memperlihatkan cirri budaya dan kesenian China, yang membedakan dengan bagunan China yang lain adalah hiasan kaligrafi dan tulisan Arab yang memnuhi seluruh ruangan Masjid itu.

Disanalah masih menyimpan naskah tulisan tangan dan dua makam ulama yang tersohor pada zaman pemerintahan Kubilai Khan. Sewaktu bangsa Mongol memerintah Negara China, kerajaannya dikenal sebagai dinasti Yuan.

chinese muslim